jump to navigation

MUI Tolak Gelar “Bapak Pluralisme” Gus Dur Januari 13, 2010

Posted by Qolam_v in Nasional.
add a comment

Pluralisme adalah faham pencampuradukan beberapa ajaran agama sehingga sangat berbahaya terhadap kehidupan beragama di Indonesia, ujar Kiai Shomad

Hidayatulllah.com–Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur menolak gelar “Bapak Pluralisme” terhadap mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Kami tidak sependapat jika Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme, seperti diungkapkan Presiden di Jombang beberapa waktu lalu karena dapat menimbulkan konflik agama,” kata Ketua MUI Jatim K.H. Abdusshomad Buchori di Surabaya, Rabu (13/1).

Ia menilai, pluralisme adalah faham pencampuradukan beberapa ajaran agama sehingga sangat berbahaya terhadap kehidupan beragama di Indonesia.

“Ada dua hal yang membahayakan hubungan umat beragama di Indonesia, yakni radikalisme agama dan pluralisme agama,” katanya dalam sidang Badan Pembina Pahlawan Daerah Jatim untuk membahas pengusulan Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

Shomad menyatakan, sejak Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme, MUI Jatim kebanjiran surat protes dari berbagai kalangan.

“Yang benar adalah pluralitas, bukan pluralisme. Pluralitas adalah upaya untuk mensejajarkan beberapa agama. Ini harus dicermati agar tidak memicu konflik karena adanya pelanggaran akidah,” katanya mengingatkan.

Mengenai usulan kepahlawanan Gus Dur, dia menyatakan dukungannya, apalagi sebagai mantan Ketua Umum NU, Gus Dur telah memberikan jasa yang cukup besar dalam menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam kehidupan beragama.

Sementara itu, Ketua BPPD Jatim Saifullah Yusuf yang memimpin sidang itu menyatakan, penyebutan Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme itu tidak ada landasan hukumnya berupa surat keputusan (SK) Presiden atau SK Gubernur.

“Itu hanya penyebutan, tidak ada SK-nya. Namun masukan dari MUI ini sangat berarti,” kata Wakil Gubernur Jatim yang juga masih keponakan Gus Dur.

Dalam sambutan upacara pemakaman Gus Dur di Pondok Pesantren (PP) Tebuireng, Jombang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme yang patut ditauladani seluruh bangsa. [ant/www.hidayatullah.com]

The Valley of The Wolves, Serial TV yang Kembali Bikin Israel Murka Januari 13, 2010

Posted by Qolam_v in Internasional, IPTEK.
add a comment

Sebuah serial televisi Turki telah menjadikan pertikaian diplomatik Turki-Israel kembali mencuat. Serial televisi yang berjudul “the Valley of the Wolves”, menuai kritikan dan kecaman dari pemerintahan Israel.

Dalam episode terbarunya, serial televisi ini menampilkan adegan dimana bintang serial tersebut yang bernama Polat Alemdar melakukan misi penyelamatan seorang anak laki-laki Turki yang diculik oleh agen Mossad Israel.

Tidak hanya itu, dalam episode terbaru tersebut dalam satu adegan ditampilkan bendera Israel yang berlumuran darah seorang agen Mossad yang ditembak oleh Polat Alemdar. Ketika agen Mossad yang kedua memperingatkan Alemdar bahwa dia saat ini berada di wilayah asing dan sedang melakukan tindakan kejahatan perang, Alemdar menjawab: “Apakah hanya anda yang diperbolehkan melakukan kejahatan perang?”

Dialog nasionalisme dan kemenangan agen rahasia Turki menjadi jualan dari serial yang lagi naik daun di Turki saat ini semenjak pertama kali di putar pada tahun 2003.

Serial televisi ini banyak mendapat kritikan karena didominasi oleh adegan tembak-menembak dan penyiksaan, kehidupan glamor seorang agen rahasia dan bisa mendorong anak-anak melakukan tindakan kekerasan.

“Saya percaya tim di belakang serial ini secara terbuka adalah rasis, membela tindakan di luar hukum, mengkampanyekan dan menggambarkan kekerasan … dengan cara yang tidak akan pernah terlihat di Hitler Jerman atau Mussolini Italia,” kata penulis dan penyair terkemuka Murathan Mungan menanggapi serial televisi ini.

Episode terbaru dari serial televisi “the Valley of the Wolves” telah mengakibatkan ketegangan kembali antara Israel dan Turki. Namun duta besar Turki untuk Israel mengatakan: “Mengapa pemerintah Israel, yang sama sekali tidak ragu-ragu untuk mengebom anak-anak yang mencari perlindungan di bawah bendera PBB, harus merasa sangat gelisah dengan serial “the Valley of the Wolves?” katanya dalam sebuah pernyataan.(fq/aby)

Sumber: eramuslim.com

Mengapa Tak Ada Prajurit AS Yang Mati di Iraq Selama Desember 2009? Januari 13, 2010

Posted by Qolam_v in Do You Know?, Internasional.
add a comment

Laporan terbaru bulan ini, bahwa tak ada satupun prajurit AS yang mati di Iraq selama bulan Desember 2009 kemarin. Ini tentu sebuah kabar bagus buat Amerika. Tapi apakah penyebabnya?

Usut punya usut, ternyata hal itu terjadi disebabkan pada bulan Desember tidak ada patroli di jalanan Iraq, tidak ada prajurit AS yang menggeledah rumah dan menghancurkan pintunya, dan tak juga menebarkan kekacauan. Padahal, selama enam tahun di negeri itu, AS telah kehilangan 4000 orang tentara dan 30.000 lainnya cacat.

Namun, tidak demikian dengan di Afghanistan. Menurut Jenderal Barry McCaffrey, musim panas 2010 (jatuh sekitar bulan Juni atau Juli), Amerika harus menyediakan sedikitnya 300 sampai 500 peti mati setiap satu bulannya.

Mungkin Amerika sekarang harus belajar dari Ronald Reagan. Ketika Reagan menarik pasukannya dari medan perang, seketika tak ada lagi yang menyerang Amerika. Taliban menyerang Amerika karena Amerika mengambil negara mereka dan menempatkan seorang boneka Hamid Karzai, juga mengirim 100.000 tentara.

Seperti Perang Eropa yang berlangsung selama 30 tahun—di antara Jerman, Prancis, Ceko, Belanda, Denmark, Swedia, Skotlandia, dan Inggris, Katolik dan Protestan, raja dan ratu—orang-orang Muslim sekarang dicampur-aduk dengan konflik Barat dan Militan.

Jadi kesimpulannya, jika Amerika ingin tentaranya tak terbunuh atau cacat lagi, mereka juga harus menghentikan perang dan berhenti membunuhi orang Islam di Iraq dan Afghanistan. (sa/islamicity)

Sumber: eramuslim.com