jump to navigation

Based on True Story 3 Juni 30, 2010

Posted by Qolam_v in Uncategorized.
add a comment

Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam. Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gerejayang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan, namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata,

“Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.”

Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata,

“Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.”

Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim.” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.”

Kemudian ia beranjak hendak keluar,namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.

Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan! “Sang pendeta pun mulai bertanya,

1. Sebutkan satu yang tiada duanya,
2. Dua yang tiada tiganya,
3. Tiga yang tiada empatnya,
4. Empat yang tiada limanya,
5. Lima yang tiada enamnya,
6. Enam yang tiada tujuhnya,
7. Tujuh yang tiada delapannya,
8. Delapan yang tiada sembilannya,
9. Sembilan yang tiada sepuluhnya,
10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11. Sebelas yang tiada dua belasnya,
12. Dua belas yang tiada tiga belasnya,
13. Tiga belas yang tiada empat belasnya.
14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”

Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,

1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:12) .
3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.
5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.
7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3).
8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,”Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).
9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *
10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ke-baikan. Allah SW berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).
11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.
12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).
13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ” (At-Takwir:18).
15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepadamereka, ” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).
18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).
20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 2Cool.
22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata,

“Apakah kunci surga itu?”

Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak. Mereka berkata,

“Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! “

Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. “

Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.”

Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.”

Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.**

Kisah Nyata ini terjadi di Amerika Rabu, 22 Februari 06

Sumber : http://shirotsuya.multiply.com/reviews/item/

Tuntunan Buang Air Menurut Islam Februari 18, 2010

Posted by Qolam_v in Uncategorized.
add a comment

Oleh: Badrul Tamam

Islam diturunkan untuk memuliakan manusia. Semua perilaku dan tindakan manusia dalam Islam diarahkan menuju kepada kemuliaan itu sehingga tampak beda antara dia dengan binatang. Di antara bimbingan Islam untuk memuliakan manusia adalah adab dan aturan dalam buang hajat, buang air besar dan air kecil.

Pada suatu hari kaum musyrikin berkata kepada Salman al Farisi radliyallah ‘anhu perihal ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “(Benarkan) Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang hajat?” Salman menjawab, “Benar (beliau mengajarkan kami adab buang hajat), beliau melarang kami menghadap kiblat ketika berak atau kencing, bercebok dengan tangan kanan . . . .” (HR. Muslim)

Aturan atau adab buang hajat adalah bagian dari syariat Islam yang menjadi bukti syumuliyah-nya. Maksudnya segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam. Karenanya seorang muslim harus memperhatikan dan mempraktekkan ketika membuang hajat agar menjadi muslim yang kaffah dalam melaksanakan ajaran agamanya. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS, al Baqarah: 208)

Segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam. . .  Hingga masalah buang hajat

Berikut ini akan kami sebutkan tiga di antara adab dan aturan buang hajat yang paling penting dan kurang mendapat perhatian manusia secara umum.

I.    Berdoa ketika hendak masuk kamar kecil (toilet) dan ketika keluar

Hal pertama yang harus diperhatikan seorang muslim yang hendak masuk ke toilet adalah membaca do’a:

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan”

Atau:

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan perempuan”.

Doa pertama didasarkan pada hadits Anas bin Malik radliyallah ‘anhu, beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila masuk ke kamar kecil berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syaitan laki-laki dan syaitan perempuan.” (Muttafaq ‘alaih)

Sedangkan doa ke dua di samping hadits Anas di atas juga didasarkan pada hadits Ali bin Abi Thalib radliyallah ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “penghalang pandangan jin terhadap aurat manusia adalah apabila dia masuk ke kamar kecil ia mengucapkan Bismillah.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syekh al Albani dalam Shahih al Jami’ ash Shaghir no. 3611)

Maksud apabila masuk ke kamar kecil dalam kedua riwayat di atas adalah sebelum masuk ke kamar kecil, bukan ketika sudah berada di dalamnya. Hal ini berdasarkan riwayat al Bukhari dalam al Adab al Mufrad dari hadits Anas, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا أَرَادَ أَنْ يَدْخُلَ الْخَلَاءَ

Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak masuk ke kamar kecil . .

Sementara apabila di tempat yang terbuka yang tidak dikhususkan untuk buang hajat, seperti padang pasir dan hutan, maka doa ini dibaca tatkala hendak ditunaikannya hajat seperti ketika seseorang menyingkap pakaiannya. (Subul as Salam, 1/222).

Hal ini merupakan pendapat jumhur ulama dan mereka mengatakan kalau seseorang lupa membaca doa ini maka ia membacanya dalam hati. (Fathul Bari, 1/307).

Kenapa harus berdoa dengan doa di atas?

Karena WC dan semisalnya merupakan tempat kotor yang dihuni oleh syetan maka sepantasnya seorang hamba meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar ia tidak ditimpa oleh kejelekan makhluk tersebut. (Asy Syarhul Mumti‘, 1/83)

Doa keluar dari Toilet

Dan ketika keluar dari toilet membaca doa:  غُفْرَانَكَ  (ghufroonaka), artinya: “aku mohon ampunan-Mu, Ya Allah.”

Hal ini didasarkan pada hadits Aisyah radliyallah ‘anhu,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ مِنْ الْخَلَاءِ قَالَ غُفْرَانَكَ

Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila sudah keluar dari kamar kecil beliau membaca: Ghufraanaka.” (HR. at Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh al Albani dalam al Irwa, no. 52)
II.    Langkah kaki ketika masuk dan keluar toilet

Disunnahkan agar mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar kecil dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar darinya. Dalilnya adalah sunnah yang memerintahkan agar mendahulukan yang kanan untuk hal mulia dan mendahulukan yang kiri untuk hal yang tidak mulia. dan banyak riwayat yang menunjukkan hal itu secara global. (as Sail al Jarraar: 1/64)

Sedangkan hadits riwayat al Bukhari dan Muslim yang menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyenangi mendahulukan bagian yang kanan dalam seluruh keadaan beliau, bersifat umum. Dan menurut Ibnu Daqiq al ‘Ied, dikhususkan pada keadaan-keadaan tertentu dimulai dengan yang kiri, seperti apabila beliau masuk toilet, keluar dari masjid dan yang lainnya. (Syarah ‘Umdatil Ahkam, 1/44)

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Merupakan kaidah yang berkesinambungan dalam syariat sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan bagi bagian kanan seperti memakai pakaian, celana, sandal, masuk masjid, bersiwak, bercelak, menggunting kuku, mencukur kumis, menyisir rambut, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut, salam ketika selesai shalat, mencuci anggota wudhu, keluar dari WC, makan, minum, berjabat tangan, menyentuh hajar aswad dan selainnya yang maknanya dianjurkan untuk memulai dari bagian kanan. Adapun lawan dari perkara di atas seperti masuk WC, keluar dari masjid, istinja, melepas pakaian, celana, sandal dan yang semisalnya, dianjurkan untuk memulai dengan mendahulukan yang kiri. Semua itu dilakukan untuk memuliakan bagian kanan.” (Syarah Shahih Muslim, 3/160)

Disunnahkan agar mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar kecil dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar darinya.

III.    Larangan menghadap dan membelakangi Kiblat

Seorang muslim yang sedang buang air hendaknya tidak menghadap atau membelakangi kiblat. Hal berdasarkan hadits Abu Ayyub Al Anshari radliyallah ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

إِذَا أَتَيْتُمْ الْغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُوا الْقِبْلَةَ وَلَا تَسْتَدْبِرُوهَا وَلَكِنْ شَرِّقُوا أَوْ غَرِّبُوا

Apabila kalian mendatangi tempat buang air, baik untuk buang ari besar atau kecil,  maka janganlah kalian menghadap ke arah kiblat dan jangan pula membelakanginya, akan tetapi menghadaplah ke arah timur atau ke arah barat (bagi mereka yang berada di daerah bagian utara atau selatan kiblat).

Abu Ayyub berkata, “kami pernah datang ke Syam dan kami dapati di sana toilet-toilet dibangun menghadap ke arah kiblat, maka kami ubah arahnya dan kami pun beristighfar kepada Allah Ta’ala.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Abu Ayyub meriwayatkan hadits di atas dengan lafadz umum. Karenanya, larangan menghadap dan membelakangi kiblat ketika buang air menurut hadits ini adalah bersifat umum, baik di toilet yang tertutup maupun di tempat terbuka. Inilah kesimpulan yang diambil oleh sebagian ulama, sehingga larangan dalam hadits ini bersifat mutlak. (Lihat: Tamamul Minnah oleh al Albani rahimahullah)

Sebagian ulama lainnya berpendapat larangan menghadap kiblat atau membelakanginya berlaku saat buang hajat di tempat terbuka. Ini berdasarkan hadits riwayat Abdullah bin Umar radliyallah ‘anhuma yang berkata: “aku pernah naik ke atap rumah saudariku –Hafshah- (untuk keperluan. Secara tidak sengaja) aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang jongkok buang air (di toilet di dalam rumah) dengan menghadap ke arah Syam dan membelakangi kiblat.” (HR. al Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama lainnya berpendapat larangan menghadap kiblat atau membelakanginya berlaku saat buang hajat di tempat terbuka. (pendapat yang lebih rajih)

Kesimpulan yang kedua ini berdasarkan kaidah, “apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang sesuatu tetapi beliau sendiri melakukannya maka larangan tersebut tidak menunjukkan haram, melainkan hanya sebatas makruh.” Dan hadits yang diriwayatkan Abu Ayyub adalah ‘Amm (bentuknya umum) sedangkan hadits Ibnu Umar bentuknya Khass (Khusus), maka yang dipakai adalah riwayat Ibnu Umar berdasarkan kaidah ushul al Fiqh, “dalil khusus harus lebih didahulukan dari dalil umum.” Ini adalah pendapat yang lebih rajib (kuat) dan merupakan pendapat Imam Malik, Asy Syafi‘i, Ahmad, Ishaq, Asy Sya‘bi dan ini merupakan pendapat jumhur ahli ilmu. (Syarah Shahih Muslim 3/154, Syarah Sunan An Nasa’i lis Suyuthi 1/26)

Pendapat ini juga dikuatkan dengan hadits Jabir bin Abdillah Al Anshari radliallahu anhu, “Sungguh beliau melarang kami untuk membelakangi dan menghadap kiblat dengan kemaluan-kemaluan kami apabila kami buang air. Kemudian aku melihat beliau kencing menghadap kiblat setahun sebelum meninggalnya.” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh Asy Syaikh Muqbil dalam Al Jami`ush Shahih, 1/493)

Akan tetapi yang afdhal bagi seorang muslim adalah tidak menghadap dan membelakangi kiblat ketika buang air, baik di tempat tertutup maupun di tempat terbuka sebagai sikap berhati-hati dari hadits-hadits yang menunjukkan larangan akan hal ini. Demikianlah karena hadits ibnu Umar, boleh jadi, muncul sebelum adanya larangan menghadap atau membelakangi kiblat saat buang air. Dan bisa juga bolehnya menghadap atau membelakangi kiblat saat buang air hanya khusus bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saja, karena beliau melakukannya di tempat tersembunyi dan tidak berusaha memperlihatkan dan memberitahkan kepada orang lain. (Inilah pendapat Syaikh Bin Bazz dalam Syarh-nya terhadap Bulugh al Maram).

. . . yang afdhal bagi seorang muslim adalah tidak menghadap dan membelakangi kiblat ketika buang air, baik di tempat tertutup maupun di tempat terbuka sebagai sikap berhati-hati . . .

(PurWD/voa-islam.com)

Sistem Haji Indonesia Ditiru Negara Lain Februari 8, 2010

Posted by Qolam_v in Uncategorized.
add a comment

Sistem pengelolaan dan penyelenggaraan haji Indonesia mendapat pengakuan dari negara lain. Tercatat, empat negara yaitu Rusia, Iran, Nigeria, dan Thailand ingin mempelajari sistem haji Indonesia.
“Rusia secara khusus meminta dikirim beberapa pembimbing haji dari Indonesia,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Slamet Riyanto di Jakarta, Minggu (7/2/2010).

Menurut Slamet, Kementerian Agama menyatakan kesediaannya memberikan informasi yang dibutuhkan negara lain tentang sistem penyelenggaraan haji Indonesia. Pihaknya juga sanggup mengirimkan sejumlah pembimbing haji untuk melatih bimbingan haji di Rusia dan Kazakstan.

Sekretaris Ditjen Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Ghofur Jawahir menambahkan, ketertarikan negara lain untuk mempelajari sistem penyelenggaraan haji Indonesia itu membuktikan bahwa sistem yang dijalankan Indonesia sudah bagus. Sistem kloter yang diterapkan diakui efektif.

“Di dalam kloter, selain ada pembimbing ibadah haji, juga terdapat dokter dan perawat untuk melayani kesehatan calon jamaah haji. Bahkan, di dalam kloter itu masih ada regu-regu untuk memudahkan koordinasi,” katanya.

Anggota Komisi VIII DPR, Muhamad Arwani Thomafi mengakui adanya perbaikan yang dilakukan pemerintah soal penyelenggaraan haji 2009.

Tapi, masih ada hal yang perlu dioptimalkan. Berdasarkan temuan pengawasan Komisi VIII kekurangan yang perlu diperbaiki seperti masalah pemondokan dan transportasi. Persoalan pemondokan ini diakui Slamet Riyanto. Persoalan pemondokan ini akan menjadi perhatian penting baginya dalam penyelenggaraan haji tahun depan.

“Jika ini (pemondokan di Mekkah dan Madinah) bisa diselesaikan lebih awal, tentu persoalan besar sudah dapat diatasi bagi penyelenggaraan ibadah haji,” kata Slamet.

Pada penyelenggaraan haji 2009, letak pemondokan di Mekkah dengan Masjidilharam paling jauh 7 km. Adapun untuk musim haji 2010 mendatang Kementerian Agama menargetkan paling jauh 4 km.Meski demikian,hal ini bukan persoalan mudah mengingat haji berkaitan dengan kebijakan Arab Saudi.

Sementara itu, mengenai biaya penyelenggaraan ibadah haji untuk tahun 2010, menurut Abdul Ghofur Jawahir, akan segera dibahas pemerintah dan DPR. Nantinya akan dibentuk panitia kerja untuk menentukan besaran biaya.

“Saya tidak bisa mengira-ngira,” katanya. Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, terhitung tahun 2010 jumlah dana setoran awal jamaah naik dari semula sebesar Rp20 juta menjadi Rp25 juta.

Demikian pula untuk haji khusus, dari semula setoran awalnya USD3.000 naik menjadi USD4.000.Bagi jamaah yang sudah menyetor dengan setoran awal Rp20 juta, tidak perlu menambah lagi. Ketentuan baru itu berlaku untuk calon jamaah haji tahun 2010./okezone

Gunung Berwajah Manusia Desember 27, 2009

Posted by Qolam_v in Uncategorized.
add a comment

Sumber: Halaqah.net

Assalamualaikum.wr.wb Desember 27, 2009

Posted by Qolam_v in Uncategorized.
1 comment so far

Salam kenal ya